Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Melebihi 50 Persen, Terpenuh di Jawa Barat
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito angkat bicara tentang tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid 19 di rumah sakit secara nasional. Menurutnya, dalam kurun waktu 18 27 Desember 2020, tingkat kepenuhan tempat tidur di rumah sakit melebihi 50 Persen. Persentase ini meliputi tempat tidur untuk ruang isolasi maupun ruang ICU.
"Persentase penggunaan tempat isolasi di Indonesia pada bulan Desember sebesar 62,63 persen." "Sedangkan penggunaan ICU adalah 55,6 persen per 27 Desember 2020," kata Wiku, dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/12/2020). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, diketahui Jawa Barat menjadi provinsi dengan tingkat keterisian tempat tidur tertinggi.
Disusul dengan DI Yogyakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan. Wiku menjelaskan, persentase tersebut menjadi tantangan lain dalam pengendalian Covid 19. Di antaranya peningkatan jumlah kasus Covid 19, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan.
Hingga peralatan dan logistik obat obatan serta meningkatnya penularan Covid 19 pada tenaga kesehatan. Untuk itu, pemerintah berupaya mengantisipasi kepenuhan tempat tidur rumah sakit dengan berbagai cara. Wiku menyebut telah menerbitkan surat edaran kepada dinas kesehatan di daerah dan direktur rumah sakit.
Hal itu untuk menambah kapasitas ruang isolasi dan ICU pasien Covid 19 sebesar 30 40 persen dari total jumlah tempat tidur yang ada. Ia juga menerbitkan buku pedoman pengendalian dan pencegahan Covid 19 revisi ke 5 serta buku protokol tata laksana pandemi Covid 19. "Semua kebijakan ini dikeluarkan demi tercapainya manajemen pelayanan kesehatan yang lebih baik dan harus dilakukan oleh dinas kesehatan beserta fasilitas kesehatan," kata Wiku, dikutip dari .
"Selain itu, diperlukan koordinasi sistem rujukan pelayanan kesehatan antara pemerintah pusat dan daerah yang terjalin secara simultan," tambahnya. Diberitakan sebelumnya, hingga Senin, 29 Desember 2020, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.903 kasus. Dimana jumlah kasus aktif sebanyak 108.636 atau 14,9 persen dibandingkan rata rata dunia sebesar 27,01 persen.
Jumlah kasus sembuh sebanyak 596.783 atau 82,1 persen dibandingkan rata rata dunia 70,79 persen. Untuk jumlah pasien meninggal 21.703 kasus atau 3,0 persen dibandingkan rata rata dunia 2,18 persen. Prof Wiku Adisasmito turut menyoroti penambahan kasus positif pada Senin kemarin.
Sebab, terdapat 3 provinsi yang menyumbang 4.441 kasus atau 56 persen dari penambahan kasus hari ini. "Ketiganya di DKI Jakarta sebanyak 2.056 kasus, Jawa Barat 1.329 kasus dan Jawa Tengah 1.056 kasus," ungkap Wiku. Wiku pun membeberkan perkembangan penanganan sejak minggu pertama November hingga hari ini, atau selama 8 Minggu terakhir.
Menurutnya, dalam grafik perkembangan kasus, terjadi peningkatan kasus positif yang tajam. Jumlahnya dari 23.089 kasus, menjadi 48.435 kasus. "Naik lebih dari seratus persen dalam 8 minggu. Kenaikan kasus tidak hanya memakan nyawa."
"Namun juga memberikan beban yang sangat berat kepada tenaga serta fasilitas kesehatan di Indonesia," tutur Wiku. Ia juga menyebut ada beberapa provinsi seperti DKI Jakarta perlu mendapat perhatian. Pasalnya, selama dua minggu berturut turut mengalami kenaikan kasus positif lebih dari 2000 kasus.
Lalu provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Kalimantan Tengah pada minggu lalu tidak masuk lima besar. "Saya meminta masyarakat bersama pemerintah untuk bekerjasama menjalankan protokol kesehatan yang dengan disiplin," pungkas Wiku.